PURWAKARTA-Polisiti senior Golkar yg juga Mantan Ketua DPRD Purwakarta Ucok Ujang Wardi menilai pengunduran diri mantan Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi (DM) tak usah tak perlu ditangisi bahkan didramatisir seolah-olah rugi besar Golkar kehilangan kader seperti itu. Pasalnya, selama memimpin Golkar paska ditinggalkan almarhum Bisri Harjoko kebesaran Golkar semakin memudar.
“Dulu waktu DPD Golkar Purwakarta dipimpin Bisri Harjoko, perolehan kursi di DPRD Purwakarta sebanyak 19 kursi tapi begitu Golkar Purwakarta dipimpin DM suaranya semakin turun jadi 11 dan 9 kursi,” kata Ucok Ujang Wardi, Kamis (18/5/2023). Menurutnya, Golkar selama ini diduga dijadikan kendaraan politik untuk meningkatkan elektabilitas diri DM dan bukan berjuang membesarkan partai.
Ia mencontohkan saat DM maju dalam Pilgub Jabar tahun 2018, ditengarai DM begitu piawai memanfaatkan anggota DPRD Partai Golkar Jabar untuk membiayai modal politik dirinya di Pilgub Jabar.
Bahkan, diduga memanfaatkan jabatan dirinya sebagai Ketua DPD Golkar Jabar untuk menarik finansial dari para calon kepala daerah agar diberi direkomendasi oleh Golkar Jabar.
“Jadi selama memimpin Golkar Jabar justru DM diduga menjadikan Golkar sebagai alat untuk mengumpulkan pundi-pundi kekayaannya,” katanya.
Dalam bagian lain Ucok Ujang Wardi menambahkan pengunduran diri DM dan Ketua DPD Golkar Purwakarta Maula Akbar tidak perlu disesali karena DM bukan tokoh bangsa yg patut dibangga banggakan.
Menurutnya, selama jadi anggota DPR RI tidak ada yang menonjol kinerjanya. Malah lebih banyak berkeliling di Purwakarta dan kerap merecoki program kegiatan Bupati Purwakarta yang saat ini sudah bercerai. Dan bahkan berusaha menjatuhkan wibawa Bupati Purwakarta yang sah secara hukum. (TI)